Dalam penggunanaan informasi
analisis pekerjaan di bagi dalam dua bentuk yakni :
A.
Job
description (deskripsi pekerjaan)
Job description
adalah suatu pernyataan tertulis yang berisi tujuan dari dibentuknya suatu jabatan/tugas, uraian atau gambaran
tentang apa yang harus dilakukan oleh si pemegang jabatan, bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan, alasan-alasan mengapa pekerjaan tersebut dilakukan,
hubungan antara suatu posisi tertentu dan posisi lainnya diluar lingkup
pekerjaannya dan diluar organisasi (eksternal) sehingga dapat tercapai tujuan
unit / bagian kerja dan organisasi / perusahaan secara luas. Apabila job description
/ uraian jabatan telah tersusun
dengan baik, maka job spesification / spesifikasi jabatan akan mulai dikembangkan.
Contoh Job description :
Marketing
1.
Tujuan
dibentuk Jabatan ini :
a.
Tujuan
umum
1)
Menyebarkan
informasi produk kepada target pasar potensial
2)
Untuk mendapatkan
kenaikan penjualan dan profit
3)
Untuk mendapatkan
pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4)
Untuk menjaga
kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5)
Membedakan serta
mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6)
Membentuk citra
produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
b.
Tujuan khusus
Agar dapat
memikirkan dan memaksimalkan penjualan produk (baik barang maupun jasa) serta
membina hubungan dengan pelanggan secara terus menerus agar pencapaian dan
pertumbuhan penjualan dapat bertahan dan meningkat.
2.
Identitas
Jabatan
Nama jabatan : Sales Jasa
Atasan langsung : Supervisor Jasa
Atasan tidak langsung : Kepala Marketing Jasa
& Barang
Departemen / bidang : Marketing
3.
Tugas
dan tanggung jawab utama
a.
Tugas
umum
1)
Melaksanakan kegiatan penjualan melalui telepon terhadap target
konsumen (perusahaan-perusahaan perdagangan dan industri, kantor-kantor
pemerintah, asosiasi perkumpulan keagamaan, olahraga, sosial, konsulat) secara
sistematik, serta melengkapi laporan kegiatan untuk setiap hubungan yang
dilakukan.
2)
Memelihara semua hasil analisis penjualan yang telah dibuat.
3)
Atas persetujuan pimpinan, dalam melaksanakan kerjasama dengan
perwakilan perusahaan lain dalam memperoleh peluang usaha, melakukan penjualan
bersama, mendiskusikan strategi dan sebagainya.
4)
Melakukan tindak lanjut pelayanan, untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen.
5)
Melakukan tindak lanjut setiap kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh peluang usaha pada saat mendatang.
6)
Menghubungi humas setiap saat dan memberikan bantuan apabila
diperlukan, misalnya dalam memberikan hadiah-hadiah promosi kepada para
pelanggan.
7)
Melaksanankan kegiatan pemasaran lainnya sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh manajer penjualan.
b.
Tugas
khusus
1)
Mencari
pelanggan (customer) baru.
2)
Mempertahankan
pelanggan (customer) yang sudah ada.
3)
Bertanggungjawab
terhadap nilai penjualan yang ada dalam teritori penjualan yang menjadi
tanggung jawabnya.
4)
Memastikan
pendistribusian produk bahwa produk sudah diterima oleh pelanggan (customer)
sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
4.
Kewenangan
:
Mengeluarkan
biaya promosi dan entertainment sesuai dengan batas otoritasnya.
5.
Hubungan
kerja :
a. Di dalam kantor 20 %
b. Di luar kantor 80 %
c.
Banyak
berhubungan dengan orang – orang yang baru dikenalnya yang berasal dari
berbagai latar belakang.
Dalam
membuat setiap job description dari setiap jabatan / job maka anda /
unit yang menyusun hal tersebut harus melakukan koordinasi dengan orang-orang
yang duduk dalam jabatan/job tersebut, orang-orang yang pernah duduk
sebelumnya, orang-orang diluar organisasi/perusahaan anda dan hasil tersebut
dituangkan sesuai dengan rencana/keinginan perusahaan agar dapat tercapai
target yang diinginkan perusahaan.
B. Job specification (spesifikasi
pekerjaan)
Job Spesification atau spesifikasi jabatan adalah
suatu uraian tertulis tentang tentang latar belakang pendidikan, pengalaman,
kemampuan dan kompetensi atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan
yang harus dimiliki sebelum mengisi pemegang jabatan/job tertentu sehingga
dapat berfungsi dengan efektif sehingga Job specification biasanya dijadikan
informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen, seleksi dan penempatan. Job specification
/ spesifikasi jabatan sangat berguna dalam mencocokkan seseorang dengan posisi
atau jabatan tertentu, dan mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan.
Contoh job spesifikasi : Marketing
1.
Identitas
Jabatan
Nama jabatan : Sales Jasa
Atasan langsung : Supervisor Jasa
Atasan tidak langsung : Kepala Marketing Jasa & Barang.
Departemen / bidang : Marketing
2.
Pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang diperlukan :
a.
Pendidikan
minimal SLTA, diutamakan yang berpendidikan D3
b.
Mempunyai
pengalaman kerja sebagai sales minimal 1 tahun
c.
Pernah
mengikuti pelatihan minimal selling skills (tehnik menjual)
3.
Ketrampilan
dan aspek pribadi yang diperlukan (kompetensi) :
a.
Inisiatif
b.
Percaya
diri
c.
Kemampuan
komunikasi
d.
Pengambilan
keputusan
Setelah job description dan job
spesification tersebut telah tersusun dengan baik dan jelas maka telah
terbentuk suatu sistem yang disebut dengan job profile (analisa
jabatan) dimana organisasi / perusahaan anda telah meletakkan dasar yang
kuat bagi proses perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia. Arah
perencanaan dan pengembangan pegawai menjadi terarah yang dimulai dari
rekrutmen, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan sampai pada
penilaian kinerja (performance management) dan akhirnya suksesi pegawai
bisa terbaca. Tanpa adanya analisa jabatan yang merupakan hal mendasar
maka akan timpang karena tidak diimbangi informasi yang memadai dan akurat,
pengembangan dan pelatihan mungkin tidak dapat mencapai tujuan, begitu juga
halnya dengan manajemen penilaian kinerja.
Satu konsep yang penting dalam analisis jabatan atau job
profile adalah bahwa analisis dilakukan terhadap jabatan bukan terhadap orang
yang duduk dalam suatu jabatan. Meskipun data diperoleh dari si pemegang
jabatan (incumbent) melalui pengamatan, wawancara, kuesioner diskusi, catatan
kerja karyawan dan atau kombinasi. Produk yang menjadi hasil analisis jabatan
adalah berupa uraian jabatan (job description) atau spesifikasi jabatan (job
specification), bukan suatu uraian tentang orang (description of the person).
Yang dimaksud sebagai pemegang jabatan adalah bukan berarti
seseorang yang mempunyai jabatan dalam pengertian struktural, akan tetapi semua
orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis
jabatan atau job profile merupakan suatu proses pengumpulan dan pencatatan
informasi terpercaya dan sahih dengan suatu prosedur tertentu terhadap suatu
jabatan tertentu dan persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh si
pemegang jabatan.
Termasuk disini adalah:
1.
Semua
tugas, kegiatan dan tanggungjawab.
2.
Pengetahuan,
kemampuan, ketrampilan dan karakter-karakter lain yang dibutuhkan oleh si
pemegang jabatan agar dapat bekerja dengan efektif.
3.
Alasan
terhadap adanya suatu jabatan tertentu dan apa yang membuatnya berbeda dari
jabatan yang lain.
4.
Standard
kerja atau target yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur kinerja.
Memang mungkin tidak semua perusahaan menganggap bahwa
analisis jabatan adalah hal yang perlu karena dengan adanya analisis jabatan
akan membuat seseorang dalam bekerja menjadi tidak fleksibel dan terkotak-kotak
dalam melakukan pekerjaan akan tetapi jika ingin menerapkan manajemen SDM yang
berbasis kompetensi maka menurut saya analisis jabatan (job profile) secara
sungguh-sungguh adalah wajib hukumnya.
Analisis jabatan (job profile) adalah acuan dasar bagi
pengembangan SDM sebagai contoh :
1.
Bahan
rujukan dalam pembuatan iklan lowongan dengan memberikan informasi yang
objektif tentang suatu jabatan. Andai tidak ada analisis jabatan maka pasti
dalam terdapat ketidakjelasan tentang jabatan yang dibutuhkan, memuat informasi
yang tidak relevan, tidak terlihat kualifikasi mendasar yang dibutuhkan untuk
jabatan tersebut, dan sebagainya yang pada akhirnya menarik banyak calon/pelamar
yang tidak /qualified.
2.
Penyusunan
persyaratan jabatan.
3.
Membantu
menentukan besarnya imbalan yang akan diterima pemegang jabatan.
4.
Bahan
untuk pengembangan materi wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara pun seringkali tidak relevan atau bahkan tidak menyentuh kualifikasi
yang esensial dari suatu jabatan sehingga akhirnya berpengaruh terhadap
kualitas karyawan. Tentu saja mustahil untuk mendapatkan pegawai terbaik tanpa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan relevan.
5.
Bahan
untuk pengembangan alat test Kesalahan atau kelalaian dalam membuat analisis
jabatan terlihat juga pada materi test dan wawancara dengan si pelamar. Materi
test yang dibuat seringkali tidak berhubungan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan di calon karyawan.
6.
Bahan
untuk pengembangan formulir evaluasi.
7.
Bahan
orientasi bagi karyawan baru.
Metode wawancara untuk rekrutmen
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu
organisasi atau perusahaan melalui rekrutmen dapat diperoleh baik dari internal maupun
eksternal. Pemenuhan melalui internal dapat dilakukan dengan membuat
sistem talent pool. Yang harus dicatat adalah pemenuhan kebutuhan SDM tidak
hanya dari segi kuantitas sesuai kebutuhan organisasi atau perusahaan tetapi
terpenting adalah dari segi kualitas calon atau kandidat yang kompeten. Karena
itu sekali lagi ditegaskan bahwa rekrutmen dan seleksi karyawan merupakan pintu
gerbang bagi pengembangan pegawai selanjutnya sehingga vital jika tidak
dilakukan secara baik.
Metode wawancara sangat penting karena merupakan proses untuk menggali informasi
terhadap calon pemegang jabatan, akan tetapi wawancara (interview) dalam
mencari calon pemegang jabatan sesuai yang diinginkan tidak semudah yang
dibayangkan. Memang dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pernah melakukan wawancara dengan tehnik yang sangat mudah. Model wawancara yang dikenal dengan
istilah “tradisional” merupakan paradigma lama dalam proses wawancara ditempat kerja.
Paradigma modern dalam proses wawancara dikenal dengan
istilah behavioral event interview (BEI). BEI adalah teknikwawancara dengan cara menggali informasi mengenai perilaku seseorang yang
pernah dilakukannya secara nyata. BEI akan mendorong individu tersebut untuk
bercerita secara logis mengenai pengalaman yang berupa perilaku-perilaku yang
pernah dilakukan. BEI merupakan teknik wawancara yang terstandar.
Penggunaan teknik BEI dalam implementasinya diintegrasikan
dengan standar kompetensi yang ingin diukur. Sehingga istilah BEI dikenal
dengan istilah lain “competency based interview” (CBI). Obyektivitas pengukuran
kompetensi menggunakan BEI didasarkan pada standar kompetensi yang disusun oleh
interviewer atau mengacu pada analisis jabatan (job profile) yang tertuang
dalam level kompetensi masing-masing jabatan.
BEI sangat praktis digunakan didalam proses rekrutmen. Dengan menggunakan teknik BEI kita dapat melihat
kompetensi individu yang pernah dilakukan. Salah satu tehnik dalam melakukan wawancara adalah tehnik “star”
yaitu dasar menyusun pertanyaan untuk mengetahui perilaku Situation, Task, Action dan Result.
Situation adalah menggambarkan situasi tentang pekerjaan yang
selama ini dijalankan. Pengungkapan pengalaman terhadap tugas-tugas secara
detil, meliputi tentang peristiwa, kapan, siapa yang terlibat.
Task adalah menggambarkan tugas
yang harus dilakukan.
Action adalah menggambarkan
tindakan yang dilakukan pada situasi atau tugas tertentu yang disebutkan pada situation dan task. Resultadalah
menggambarkan tentang hasil dari tindakan yang dilakukan.
Salah satu contoh wawancara untuk mengetahui kompetensi soft
skill “kerjasama” dengan menggunakan tehnik
"star" sebagai berikut :
1.
Pernahkah anda menemui
kesulitan untuk bekerjasama dengan orang lain? Dalam situasi apa hal terjadi? (situation)
2.
Tugas-tugas apa saja yang
memungkinkan anda harus menemui situasi yang anda sebutkan tadi? (task)
3.
Apa yang anda lakukan
untuk tetap dapat menyeleseikan tugas tersebut? (action)
4.
Bagaimana hasilnya?
Bagaimana reaksi orang itu? Apa pendapat atasan anda tentang hasil kerja anda?
(result)
Dari contoh pertanyaan tadi misalnya untuk pertanyaan action, maka interviewee akan bercerita panjang lebar tentang
bagaimana caranya menyeleseikan tugasnya. Yang harus diperhatikan adalah bahwa
kita harus tetap fokus kepada setiap jawaban yang diberikan dan selanjutnya
kita kembangkan pertanyaan yang lebih detil. Saya mengambil contoh, “tadi
diceritakan bahwa menyeleseikan tugas adalah dengan mendelegasikan kepada
staf, bisa anda ceritakan siapa saja? bagaimana cara bapak mendelegasikannya?.........
dan lain sebagainya” Dari jawaban interviewee bahwa kelihatan adalah jawaban dari
seorang yang sudah bekerja, bagaimana dengan yang belum memiliki pekerjaan atau freshgraduate? Apakah bisa
menceritakan tugas / pekerjaan? Pertanyaan yang diajukan bisa tetap diajukan
dengan menggeser maksud dari tugas adalah tugas semasa kuliah. Inilah memang
pentingnya jam terbang seorang interviewer dalam melakukan efektifitas wawancara. Pointnya dengan BEI kita bisa melihat potensi yang
dimiliki individu dengan kompetensi / prasyarat jabatan dan prediksi perilaku
pada pekerjaannya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar